Tepat Pukul 10.00 Pelayanan Dihentikan Sementara, Indonesia Raya Berkumandang di PDAM Kebumen
NASIONALISME : Pegawai PDAM Kebumen menunjukkan sikap sempurna sembari menyanyikan lagu Indonesia Raya. Aktivitas ini berlangsung saban hari setiap pukul 10.00 pagi. ( M Hafied/Radar Jogja)
KEBUMEN – Aktivitas pelayanan kantor PDAM Kebumen berhenti seketika begitu lagu kebangsaan Indonesia Raya menggema di setiap sudut ruangan. Tepat pukul 10.00 pagi, seluruh pegawai tampak menunjukkan sikap sempurna sembari menyanyikan lagu Indonesia Raya. Pemandangan tak biasa ini terlihat saban hari, persisnya sejak pertengahan September 2024.
Dua bulan sudah PDAM Kebumen menerapkan kebijakan wajib menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya. Setiap pagi seluruh pegawai dituntut ikut serta menyanyikan lagu kebangsaan dari awal hingga selesai. Terobosan baru ini memang sengaja diterapkan untuk menanamkan nasionalisme sekaligus budaya disiplin kerja kepada para pegawai.
Bagi jajaran direksi menyayikan lagu kebangsaan bukan sesuatu yang dianggap enteng. Justru dari kegiatan sakral ini bakal menjadi pelecut semangat pengabdian PDAM kepada bangsa. “Efeknya pelayanan lebih sigap dan disiplin. Ini yang sedang kami tanamkan,” jelas Direktur PDAM Kebumen Zein Musta’in, Rabu (6/11).
ein menyatakan, kebijakan tersebut berlaku bagi seluruh pegawai dan jajaran direksi PDAM Kebumen tanpa terkecuali. Sebagai bentuk keseriusan kebijakan ini telah dipertegas melalui surat keputusan dan surat edaran direktur. Kendati begitu, pihaknya juga tidak memaksakan jika terdapat masyarakat atau pelanggan di ruang pelayanan untuk ikut menyanyikan lagu Indonesia Raya.
“Kalau BUMD lain saya tidak tahu persis ya. Yang jelas sudah kami mulai dari diri sendiri dulu,” kata Zein.
Dia mengatakan, jika diresapi dengan baik lagu Indonesia Raya memiliki makna mendalam. Lagu kebangsaan tersebut bukan sekadar alunan nada, melainkan mampu mengobarkan semangat perjuangan dan patriotisme. “Tidak ada maksud lain. Biar lebih semangat dan lebih cinta tanah air,” bebernya.
Harapan terbesar dari kebijakan ini tak lain agar para pegawai termasuk pelanggan tidak lupa dengan jati diri bangsa. Zein pun memastikan aktivitas rutin tersebut tidak berpengaruh terhadap prinsip pelayanan masyarakat.
“Di semua ruangan terdengar. Pas kebetulan ada tamu, pasti saya ajak berdiri. Saya amati pelanggan yang datang ikut antusias,” ungkapnya.
Menurut Zein, jiwa nasionalisme seyogyanya memang perlu dibangun di lingkungan kerja. Dari rasa cinta tanah air ini para pegawai diharapkan memposisikan diri bekerja sekaligus sebagai bentuk pengabdian kepada masyarakat.
“Perjuangan dan kerja keras harus ada, ini harus ditekankan betul. Bagaimana bentuk respon pegawai untuk membudayakan disiplin,” terangnya. (fid/pra)