Perumda Air Minum Tirta Bumi Sentosa -Dinas Kesehatan PPKB Kebumen Jalin Kerjasama Uji Kualitas Air

KEBUMEN, suaramerdeka-kedu.com – Air bersih dan sanitasi menjadi faktor esensial dalam pencegahan stunting. Menurut riset Kementerian Kesehatan (Kemenkes) tahun 2019, selain bisa disebabkan oleh gizi buruk sebesar 40%, stunting juga disebabkan oleh tidak adanya air bersih dan sanitasi buruk 60%.

Kepala Dinas Kesehatan PPKB Kebumen dr HA Dwi Budi Satrio MKes bersama Direktur Perumda Air Minum Tirta Bumi Sentosa Kebumen, Zein Musta’in SE MM PFM menunjukkan naskah perjanjian kerjasama di Auditorium RSUD dr Soedirman, Selasa (15/2).

Maka tidak hanya memberikan asupan gizi yang baik, pencegaha stunting juga harus diimbangi dengan memastikan kebersihan sanitasi dan air bersih untuk keluarga. Pemantauan kualitas air juga sangat erat kaitannya dengan pencegahan stunting.

Saat ini Perumda Air Minum Tirta Bumi Sentosa Kebumen sedang mengikuti Program Hibah Air Minum Berbasis Kinerja (HAMBK) yang merupakan penerusan hibah dari Pemerintah Australia melalui Pemerintah Pusat (Kementerian PUPR) kepada Pemkab Kebumen.

Program ini mendapatkan pendampingan dari Konsultan Kemitraan Indonesia Australia (KIAT) untuk Infrastruktur dengan pendekatan berbasis kinerja (performance-based) yang meliputi enam indikator kinerja. Yakni rencana bisnis (RB), rasio operasi (RO), efisiensi energi (EE), air tak berekening (ATR), kualitas air (KuA), dan kontinuitas aliran (KA).

Guna mencapai tujuan itu, khususnya indikator kualitas air (KuA) oleh Kementerian PUPR, Perumda Air Minum Tirta Bumi Sentosa Kebumen menjalin kerjasama uji kualitas air dengan Dinas Kesehatan PPKB. Kerjasama didahului dengan penandatanganan perjanjian kerjasama terkait Pengawasan Kualitas Air Minum secara eksternal.

Penandatanganan bersamaan dengan Seminar dengan tema “Peran Perguruan Tinggi di dalam Pendampingan Percepatan Penurunan Stunting” dan Penandatangan MoU dengan mitra kerja yang diselenggarakan oleh Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kabupaten Kebumen, Selasa (15/2) di Auditorium RSUD dr Soedirman.

Acara dibuka oleh Asisten Bidang Perekonomian dan Pembangunan Sekretaris Daerah Kebumen Drs Nugroho Tri Waluyo mewakili Bupati Kebumen H Arif Sugiyanto SH. Hadir Kepala Dinas Kesehatan PPKB dr HA Dwi Budi Satrio MKes didampingi oleh Direktur Perumda Air Minum Tirta Bumi Sentosa Kebumen, Zein Musta’in SE MM PFM. 

Turut hadir dan melakukan penandatangan kerjasama Rektor Universitas Muhammadiyah Gombong (UNIMUGO) Dr Hj Herniyatun MKep SpMat, Direktur RSUD dr Soedirman, Direktur RSUD Prembun, Direktur RSU Purwogondo, Kepala Puskesmas dan Koordinator Lapangan KB di seluruh Kebumen.

Direktur Perumda Air Minum Tirta Bumi Sentosa Kebumen, Zein Musta’in SE MM PFM menyampaikan bahwa maksud dan tujuan dilakukannya pengujian kualitas air ini adalah sebagai salah satu kegiatan program kerja indikator kinerja Kualitas Air (KuA) Program HAMBK.

Juga tindak lanjut dari rekomendasi BPKP yang disampaikan kepada Perumda Air Minum Tirta Bumi Sentosa Kebumen yaitu mendorong pemerintah daerah dalam hal ini melalui Dinkes PPKB untuk melakukan uji kualitas air sesuai dengan Permenkes Nomor 492/MENKES/PER/IV/2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum dan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 736/MENKES/PER/VI/2010 tentang Tata Laksana Pengawasan Kualitas Air Minum.

Kualitas Air

Menurut Zein Mustain ada 27 parameter yang diuji dalam kualitas air antara lain parameter fisik (6 parameter), biologi (2 parameter), sisa chlor, parameter anorganik (8 parameter), dan parameter kimia wajib (10 parameter) yaitu bau, warna, TDS, kekeruhan, rasa, suhu, e-coli, total bakteri coliform, sisa chlor, arsen, fluorida, total kromium, Cadmium, Nitrit, Nitrat, Sianida, Selenium, Alumunium, Besi, Kesadahan, Klorida, Mangan, pH, Seng, Sulfat, Tembaga, dan Amonia.

“Dinkes PPKB merupakan pihak yang berkompeten langsung dalam proses pengawasan terhadap kualitas air minum didukung dengan laboratorium yang sudah terakreditasi penuh,” tutur Zein Musta’in seraya berharap dengan diadakannya kerja sama ini maka kebijakan regulasi dari peraturan pemerintah terhadap pengawasan kualitas air terlaksana.

Kepala Dinas Kesehatan PPKB Kebumen dr HA Dwi Budi Satrio MKes menyampaikan bahwa stunting harus ditangani secara multidisiplin. Salah satunya faktornya adalah air yang tidak baik yang menyebabkan diare secara terus menerus sehingga menyebabkab stunting.

“Untuk itu kami menggandeng Perumda Air Minum yang memiliki tanggung jawab memberikan pelayanan air bersih,” ujarnya.

Kemudian Dinkes PPDKB juga bekerjasama dengan perguruan tinggi. Sebab penanganan stunting harus dengan pendekatan ilmiah karena stunting ilmunya terus berkembang. Kemudian kerjasama dengan rumah sakit, pelayanan KB dan stunting tidak jauh dengan rumah sakit.

“Sehingga dengan perjanjian ini kedekatan ini semakin ada kepastian. Kita akan mengirim aseptor maupun kasus stunting agar tertangani dengan cepat dan baik,” tandasnya.

SUMBER

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *